Minggu, 22 Juli 2012

POLA PIKIR KERAJAAN ALLAH

Minggu, 24 JUNI 2012

POLA  PIKIR  KERAJAAN  ALLAH

“Datanglah Kerajaan-Mu,

jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.”

“Tetapi carilah dahulu

Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.”

(Matius 6:10, 33).

Kita sedang memasuki masa pencurahan Roh Kudus. Mengalami Roh Kudus adalah bagian penting untuk mengerti kehendak Allah. Mengerti kehendak Allah adalah pikiran Kerajaan, pikiran yang selaras dengan Kristus. Mengerti dan menuruti Roh Kudus membuat kita dapat melakukan kehendak Bapa atas kita. Sebagaimana Yesus tidak berbuat dari diri-Nya sendiri, melainkan Bapa yang bekerja di dalam Dia, maka kita pun demikian; mengandalkan Roh Kudus bekerja melalui hidup kita.

Gaya hidup seperti ini membuat kita mengalami realitas pengalaman tinggal di dalam Kerajaan Allah, sementara masih hidup di muka bumi, dan memanifestasikannya. Yesus telah mewariskan teladan dan perlengkapan, - yang memberi kemampuan melalui kehadiran Roh Kudus di dalam kita, - sehingga kita dimampukan untuk melakukan apa yang Yesus telah lakukan untuk menyelesaikan pekerjaan Bapa di sorga.

Ketika Kerajaan Allah dan Sang Raja menjadi pusat pikiran dan fokus kita, maka pikiran Kerajaan akan terbangun dalam kita.

•  Pola pikir Kerajaan Allah adalah pikiran yang dibaharui di dalam Kristus.

•  Pola pikir Kerajaan terbentuk ketika pikiran kita dibangun ulang menjadi selaras dengan pikiran Kristus.

•  Pola pikir Kerajaan terbangun kerena pengalaman bertemu dengan Sang Raja, dan menerima pikiran-Nya menjadi pikiran kita.

Karena itu bangunlah hidup penyembahan dalam Roh dan perenungan firman Tuhan yang membawa kita kepada perjumpaan dengan Allah. Penyembahan kita kepada Tuhan dan perenungan firman haruslah berakibat pikiran Kristus meresap ke dalam pengertian, menjadi pikiran kita yang baru.

Perjumpaan Illahi dengan Allah menjadikan kita menerima dan memiliki benih Allah di dalam roh kita. Perjumpaan dengan Allah selalu menjadi awal terjadinya perubahan mendasar. Pertama perubahan sifat dasar, menjadi Illahi, selanjutnya perubahan perilaku, meniru Kristus.

Perubahan perilaku sesungguhnya adalah hasil dari perubahan pikiran. Tanpa pembaharuan pikiran, tidak ada perubahan perilaku. Perubahan pikiran dari pikiran lama menjadi pikiran Kristus adalah faktor penentu yang menjadikan kita bisa mencapai keserupaan dengan Kristus. Kita dapat menjadi serupa dengan Kristus karena memiliki benih Illahi saat lahir baru, dan mengalami transformasi pikiran. Transformasi pikiran adalah proses yang berlangsung tahap demi tahap, pikiran salah diubahkan, dan dengan keterbukaan mau menerima dan mengenakan pikiran Kristus.

Pikiran yang dibaharui memiliki kemampuan untuk menyadari kehadiran Allah. Ketika pikiran baru diberikan input rohani firman Tuhan dan dijaga untuk tidak terkontaminasi oleh atmosfir dunia sekitar, maka pikiran baru berperan sebagai pintu gerbang surga bagi kita.

“Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.

Karena barangsiapa melayani Kristus dengan cara ini, ia berkenan pada Allah dan dihormati oleh manusia.” (Roma 14:17-18).

Ketika mengenakan pikiran Kerajaan, maka kita bisa tegak di atas kebenaran, dan senantiasa diselimuti damai sejahtera dan sukacitanya Tuhan. Ketika konsisten menghidupinya dengan benar, maka kita berkenan kepada Allah dan terhormat di depan pandangan manusia.

Ketika konsisten mengenakan pikiran Kerajaan, maka :

1. Pikiran menjadi gerbang surga

2. Memiliki kepekaan dan sadar akan kehadiran Roh Kudus

3. Pikiran tidak dihuni oleh rasa penasaran “tentang apa yang Allah belum buat”, melainkan diisi dengan pewahyuan siapa Dia sesungguhnya.

4. Pikiran “tap on” [terhubung dan melekat] ke surga, menggali nilai-nilai yang luhur dari sumber Illahi

5. Pikiran mengekspresikan kehadiran Roh Kudus yang menaungi kita ke atmosfir orang yang kita ajak bicara.

Selamat mengalami transformasi pola pikir; dan mewarisi “Pola Pikir Kerajaan Allah (Kingdom Mindset)!”

[MG]

1 komentar:

  1. Shalom Gembala Sidang, Pendeta-pendeta dan Jemaat yang dikasihi oleh Tuhan. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.

    Tanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada

    Huruf Ibrani, " שְׁמַ֖ע יִשְׂרָאֵ֑ל יְהֹוָ֥ה אֱלֹהֵ֖ינוּ יְהֹוָ֥ה ׀ אֶחָֽד׃ "

    ( " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad " )

    Dilanjutkan dengan mengucap berkat berikut :

    Huruf Ibrani, " בָּרוּךְ שֵׁם כְּבוֹד מַלְכוּתוֹ לְעוֹלָם וָעֶד "

    ( " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed " )

    ( Diberkatilah Nama yang mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🤴🏻👑🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🕍✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪🇮🇱

    BalasHapus